Rabu, 13 Juli 2016

Batuan Beku-Batuan Sedimen-Batuan Metamorf



Secara umum, batuan terbagi menjadi 3 jenis, yaitu
1.      Batuan Beku
2.      Batuan Sedimen
3.      Batuan Metamorf                                      
Dibawah ini akan dijelaskan secara singkat mengenai ketiga jenis batuan tersebut, sedangkan untuk spesifiknya akan dibahas dipostingan lebih lanjut untuk setiap jenisnya.

       BATUAN BEKU/IGNEOUS ROCK

Batuan Beku adalah batuan yang terbentuk langsung oleh pembekuan magma baik di atas permukaan bumi maupun di bawah permukaan bumi. Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah, mudah bergerak, bersuhu 9000C-12000C dan berasal pada kerak bumi bagian bawah hingga selubung bagian atas.

Pada saat suhu mengalami penurunan akan terjadi perubahan fase dari cair ke padat. Apabila cukup energi pembentukan kristal maka akan terbentuk kristal-krital mineral berukuran besar sedangkan apabila energi rendah akan membentuk kristal berukuran kecil. Bila pendinginan berlangsung sangat cepat maka magma membeku menjadi gelas karena tidak sempat membentuk kristal.

Warna batuan beku berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya

 
@Cerah, adalah batuan beku asam, tersusun atas mineral felsik, misalnya kuarsa, orthoklas, plagioklas, muskovit  

 
Gambar 1. Batuan beku Asam (Granit)



 


@Gelap (hijau kehitaman), adalah batuan beku basa, tersusun atas mineral mafik, misalnya olivin, piroksen, amphibol/hornblende, biotit
 
Gambar 2. Batuan beku basa (Gabro)
@Gelap sampai hitam, adalah batuan beku intermediet

Gambar 3. Batuan beku Intermediet (Diorit)

           @Hijau kelam dan biasanya monomineralik, adalah batuan beku ultrabasa, komposisi hampir
               semua mineral mafik

 
Gambar 4. Batuan beku uktrabasa (Peridotit)




I.       BATUAN SEDIMEN

Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang diendapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan (Danang Endarto, 2005).

Batuan sedimen dapat dikenali dengan mudah dengan adanya perlapisan, yang disebabkan oleh adanya perbedaan besar butir dan warna batuan. Selain itu ditunjukkan dengan adanya struktur sedimen seperti silang siur/gelembur gelombang, sifat klastik (tersusun dari fragmen lepas hasil pelapukan yang kemudian tersemenkan menjadi batuan sedimen klastik), dan kandungan fosil sebagai penciri batuan sedimen di lapangan.


 
Gambar 5. Perlapisan

 
Gambar 6. Struktur silang siur



Faktor yang mengontrol terbentuknya batuan sedimen adalah iklim, topografi, dan vegetasi, serta faktor lainnya. Sedangkan faktor yang mengontrol ppengangkutan sedimen adalah air, angn, dan gaya gravitasi.

Sedimen dapat diangkut dengan 3 cara, yaitu:
(1)   Suspended load, terjadi pada sedimen berbutir sangat kecil (lempung)
(2)   Bed load, terjadi pada sedimen berbutir relatif besar (pasir, kerikil, kerakal, bongkah). Gerakan tersebut bisa menggelundung, menggeser, atau mendorong.
(3)   Saltation, artinya meloncat, terjadi pada sedimen berukuran pasir
Jika kekuatan untuk mengangkut sedimen tidak cukup besar dalam membawa sedimen maka sedimen akan jatuh dan tertahan gravitasi. Setelah itu akan terjadi proses sedimentasi sehingga sedimen-sedimen tersebut akan berubah menjadi batuan sedimen.


 
Gambar 7. Batupasir


Gambar 8. Batukonglomerat

Gambar 9. Batulanau

Gambar 10. Batulempung





I.       BATUAN METAMORF

Batuan Metamorf merupakan batuan hasil malihan dari batuan yang telah ada sebelumnya yang ditunjukkan dengan adanya perubahan komposisi mineral, tekstur dan struktur batuan yang terjadi pada fase padat akibat adanya perubahan suhu, tekanan, dan kondisi kimia di kerak bumi (Ehlers & Blatt, 1982).

Batuan metamorf terbentuk karena adanya proses metamorfosa, yaitu suatu proses pengubahan batuan akibat tekanan, suhu, dan aktifitas kimia fluida. Proses ini merupakan suatu proses isokimia, dimana tidak terjadi perubahan unsur-unsur kimia pada batuan. Suhu berkisar 2000C-8000C, tanpa fase cair.

Perubahan suhu dan tekanan dapat terjadi akibat adanya pemanasan oleh intrusi magmatit dan perubahan gradien geothermal. Sedangkan aktivitas kimiawi fluida dan gas yang banyak berperan adalah air beserta karbon dioksida, asam hidroklorik, dan hidroflorik.

Untuk membedakan dengan adanya batuan beku dan sedimen, dapat dilihat dari struktur dan struktur batuan ketika di lapangan, serta komposisi mineralnya. Pada umumnya, pada batuan metamorf tersusun atas mineral-mineral sekunder, seperti kuarsa sekunder, biotit sekunder, glaukofan, klorit, dll. Sedangkan untuk struktur dan tekstur dari masing-masing batuan akan dibahas lebih lanjut pada postingan selanjutnya.


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar